RSS

Perbekalan Tatausaha



            Dalam setiap kantor modern selain kertas dan alat tulis untuk melaksanakan tatausaha masih diperlukan bermacam – macam barang perbekalan yang banyak sekali ragamnya dan jumlahnya mencapai puluhan seperti misalnya amplop, asahan potlot, bak surat, bantalan cap, jam tembok, jepitan kertas, dan sejenisnya. Untuk jelasnya dan tertibnya, dapatlah kiranya segenap perbekalan tatausaha itu digolongkan dalam jenis – jenis barang berikut :
1.    Barang lembaran
: misalnya kertas tik, karbon, berkas.
2.    Barang bentuk lainnya
: misalnya lim, karet, penghapus, tinta.
3.    Alat tulis
: misalnya potlot, pulpen, cap nomor.
4.    Alat keperluan lainnya
: misalnya mistar, alat pencabut jepitan kawat,  bantalan cap.
5.    Mesin perkantoran
: misalnya mesin tik, mesin hitung, mesin stensil
6.    Perabotan perkantoran
: misalnya meja, lemari, peti besi.
7.    Perlengkapan lainnya
: misalnya lampu, permadani, kipas angin.
            Pelaksanaan tatausaha dengan berbagai barang perbekalan itu sesungguhnya memerlukan hal – hal lain yang dapat dianggap sebagai “bahan baku” atau bahan mentahnya. Hal – hal yang dimaksud tidak lain adalah konsepsi – konsepsi pikiran manusia berupa abjad, angka, tanda – tanda baca (koma, titik, tanda tanya), tanda – tanda hitung (tambah, kali, tanda sama dengan), dan sistem – sistem tulisan dengan huruf – huruf yang lazim maupun khusus seperti tulisan steno. Bahan – bahan baku ini dengan melalui barang – barang perbekalan tatausaha dan menurut serangkaian aturan tatatertib tertentu dipakai untuk menyatakan secara tertulis berbagai keterangan yang diperlukan.
            Akhirnya dari perpaduan antara kegiatan – kegiatan tatausaha, bahan – bahan baku, dan barang – barang perbekalan itu terciptalah benda – benda hasil kerja yang dapat berbentuk segala macam warkat, buku (misalnya buku kas), dan benda berketerangan lainnya (contoh : medali kejuaraan).
            Setiap meja kerja di kantor perlu dilengkapi dengan macam – macam perlengkapan untuk pelaksanaan tatausaha dengan sebaik – baiknya. Perlengkapan tatausaha itu meliputi baik barang yang awet pakai maupun benda – benda yang habis pakai. Pengertian awet pakai ialah bahwa barang – barang itu tahan lama pemakaiannya, misalnya alat pelubang kertas, walaupan pada akhirnya bisa juga rusak karena pemakaian terus menerus yang sangat lama. Sebaliknya, benda – benda yang habis pakai tidak selalu berarti bahwa benda itu menjadi musnah atau habis tanpa meninggalkan bekas dalam pemakaiannya seperti misalnya karet penghapus, melainkan dapat juga berarti bahwa setelah sesuatu benda dipakai maka benda itu tidak dapat lagi dipakai untuk yang kedua kalinya.
            Dalam kepustakaan asing benda – benda keperluan tatausaha yang habis dalam pemakaiannya itu lazimnya disebut office supplies (bekal tatausaha). Sebuah buku pegangan merumuskan office supplies sebagai benda – benda yang dipakai habis dalam pelaksanaan pekerjaan sehari – hari dari pegawai – pegawai tatausaha. Yang tergolong office supplies ini adalah pena, potlot, tinta, pita mesin tik, kertas, blangko formulir, karbon, karet penghapus, berkas, jepitan kertas. Di antara macam – macam bekal tatausaha yang terpakai habis dalam penggunaanya di kantor itu sebagai keseluruhan disebut stationer (keperluan tuis – menulis).
            Menurut Leffingwell dan Robinson, setiap meja tulis hendaknya dilengkapi dengan standard perlengkapan tatausaha yang terdiri dari :
1.      Desk trays (baki – baki surat)
2.      Desk calendar (tanggalan meja)
3.      Ruler (garisan)
4.      Pens (pena – pena)
5.      Penholders (tangkai – tangkai pena)
6.      Pencils (potlot – potlot)
7.      Colored pencil (potlot warna)
8.      Eraser (penghapus potlot)
9.      Blotters (kertas – kertas isap)
10.  Shears (gunting)
11.  Stapler (penjepret kawat)
12.  Tray for clips (bak untuk jepitan – jepiatan kertas)
13.  Tray for pins (bak untuk jarum – jarum)
14.  Tray for rubber bands (bak untuk karet – karet gelang)
15.  Binders (berkas – berkas jepitan)
16.  Band dater (cap tanggaan)
17.  Stamp pad (bantal cap)
18.  Stationery requisitions (blangko – bangko formulir permintaan keperluan tulis menulis)
19.  Scratch paper (kertas untuk coret – coretan)
Setiap kantor perlu pula dilengkapi dengan sejumlah perlengkapan tatausaha. Suatu daftar perlengkapan itu telah disusun oleh Frances King dan Louis Feldman sebagai berikut, tapi jumlahnya masing – masing barang untuk suatu kantor tergantung pada besar kecilnya kantor yang bersangkutan :
· Mesin tik
·  Tanda petunjuk arsip surat
·   Alat penajam potlot
· Mesin stensil
· Tanggalan meja
·   Penjepret kawat
· Mesin jumlah
· Tinta
·   Pengungkit kawat jepret
· Lemari arsip
· Tempat tinta
·   Pelubang kertas
· Timbangan surat
· Tangkai
·   Gunting
· Keranjang sampah kantor
· Pena
·   Alat pembuka surat
· Bak surat
· Potlot
·   Garisan
· Cagak topi/ pakaian
· Potlot warna
·   Bunga karang karet dan tempatnya
· Jam
· Penghapus potlot
·   Kertas bungkus
· Kamus
· Penghapus mesin tik
·   Tali
· Blangko surat
· Penghapus tinta
·   Kertas berlapis perekat
· Amplop berbagai ukuran
· Kertas isap
·   Jalur perekat dari plastik
· Kertas polos
· Kertas untuk coret – coretan
·   Perekat cair atau kental
· Karbon
· Jepitan kertas
·   Paku payung
· Buku catatan juru steno
· Karet gelang

· Berkas, ukuran surat
· Bak untuk jepitan kertas dan karet gelang

Dari daftar di atas ternyata bahwa setiap kantor bilamana diharapkan dapat menunaikan tugasnya secara memuaskan dalam masyarakat modern dewasa ini hendaknya dilengkapi dengan perlengkapan tatausaha yang banyak macamnya. Beberapa alat tatausaha yang dapat ditambahkan pada daftar di atas untuk lebih melancarkan pekerjaan ialah pe=isau lipat atau silet, papan tulis dengan kapur dan penghapusnya, buku catatan harian, bel bagi pimpinan untuk memanggil pesuruh atau pegawai bawahannya, kalkulator, mesin perangko, rak surat, dan tancapan surat serta peraatan lainnya untuk menyimpan surat/ dokumen. Penggolongan dan penaruhan macam – macam warkat itu lebih mudah dilakukan dengan rak surat, sedang penyimpanan suatu catatan yang bersifat sementara dapat dilakukan dengan tancapan surat.
            Akhirnya, berhubung dengan peranan setiap kantor modern dewasa ini sebagai pusat ingatan dan sumber informasi, maka dalam kantor itu hendaknya disediakan pula buku – buku petunjuk untuk menjadi tempat bertanya mengenai segala fakta umum yang diperlukan dari waktu ke waktu. Buku – buku petunjuk atau karya – karya referensi itu kegunaanya masing – masing dapat dibedakan dalam jenis – jenis berikut :
1.      Encyclopedia (ensiklopedi)
: untuk memperoleh keterengan tentang sesuatu hal yang meliputi latarbelakangnya dan uraian dasar yang bersifat luas.
2.      Yearbook
(buku tahunan)
: untuk mengetahui perkembangan dari peristiwa – peristiwa dalam tahun – tahun yang terakhir.
3.      Dictionary (kamus)
: untuk mencari arti, perumusan, ejaan, dan peristilahan dari sesuatu hal.
4.      Almanac (almanak)
: untuk mencari fakta – fakta khusus dalam suatu bidang tersendiri, termasuk angka – angka statistik.
5.      Handbook
(buku pegangan)
: untuk memperoleh penjelasan yang luas dan lengkap mengenai poko soal dalam suatu bidang spesialisasi.
6.      Gazetter, atlas
(kamus geografi, atlas)
: untuk mencari keterangan tentang suatu tempat.
7.      Biographical dictionary (kamus riwayat hidup)
: untuk mencari keterangan tentang riwayat hidup seseorang yang sudah termasuk tokoh.
8.      Directory
(daftar alamat)
: untuk mencari nama dan alamat dari seseorang, suatu perusahaan, atau organisasi – organisasi lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar